Senin, 10 Maret 2014

Misteri Kuburan Kapal Selam Hitler di Perairan Karimun Jawa


Liputan6.com, Jakarta - Kisah Perang Dunia II di daratan Eropa dan pertempuran laut saat Perang Asia Pasifik dalam kurun waktu 1939-1945 sering diadaptasi ke layar lebar. Satu di antara tema menarik adalah mengenai pertempuran kapal selam. Terutama duel torpedo antar kapal selam.

Sebut saja film U-571 yang mengisahkan kapal selam U-Boat (Unterseeboot) Jerman berhadapan dengan kapal selam Amerika Serikat di Pantai Timur, Amerika. Sementara, film USS Seaviper menceritakan situasi Perang Asia Pasifik dalam kurun waktu 1942-1945. Film layar lebar terakhir menceritakan perburuan kapal selam U-Boat 234 oleh USS Seaviper milik AS di lepas pantai Pulau Sumatra.

Kedua film tersebut diangkat berdasarkan dokumen sejarah. Terutama, USS Seaviper yang diinspirasi dari kisah nyata tentang keberadaan U-Boat Jerman di perairan Indonesia saat Perang Asia Pasifik atau disebut Jepang Perang Asia Timur Raya.

Pena sejarah mencatat, hebatnya pertempuran laut antara tentara Sekutu yang diwakili AS dan Belanda melawan pasukan Poros Jerman dan Jepang membuat perairan Indonesia sebagai kuburan bagi kapal ataupun kapal selam kedua belah pihak. Beberapa kapal selam dilaporkan tenggelam di beberapa lokasi di perairan Nusantara.

Dan soal kuburan kapal selam itu memang bukan hanya isapan jempol. Adalah tim dari Pusat Arkeologi Nasional yang membuktikan keberadaan bangkai kapal selam Jerman.

Tim arkeologi tersebut bersama beberapa penyelam profesional mencari kapal selam U-Boat yang tenggelam di Laut Jawa. Eksplorasi di perairan yang konon banyak menyimpan misteri tenggelamnya kapal-kapal dagang hingga kapal militer itu digelar pada 4-17 November 2013.

Tim arkeolog menemukan sebuah bangkai kapal selam diduga U-Boat milik Jerman. Lokasi penemuannya berjarak 10 jam perjalanan laut dari Pulau Karimun Jawa atau sekitar 80 mil laut.

"Titik koordinat bangkai kapal selam masih dirahasiakan," ujar Shinatria Adhityatama, arkeolog muda sekaligus anggota tim penyelam saat berbincang dengan Tim Lipsus Liputan6.com di kantornya, Pusat Arkeologi Nasional, bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu 27 November 2013.

Adhityatama menjelaskan bahwa temuan bangkai kapal selam tersebut berdasarkan informasi dari nelayan setempat."Saya kemudian melakukan riset dan membaca sejumlah literatur  yang menginformasikan mengenai laporan kapal selam yang hilang atau tenggelam selama masa Perang Dunia II," imbuh Adhityatama.

Ada beberapa temuan atau artefak yang diangkat dari dasar laut. Satu di antara temuan penting adalah piring bersimbol swastika Nazi Jerman.Tim penyelam juga menemukan beberapa tengkorak dan banyak tulang-belulang manusia yang diduga sisa jenazah tentara Jerman.

"Selain mengeksplorasi bangkai kapal selam, kami juga mengunjungi kuburan para tentara yang harus dihormati," ucap Adhityatama.

Sejawat Adhityatama, Priyatno Hadi Sulistyarto, menambahkan, mereka belum menyimpulkan identitas kapal selam yang tenggelam tersebut. Adapun berdasarkan literatur yang diperoleh tim arkeologi, ada dua kapal selam yang tenggelam di Laut Jawa, yakni U-168 pada 1944 dan U-183 pada 1945.

Kepala Bidang Program dan Kerja Sama Pusat Arkeologi Nasional tersebut menjelaskan, mereka sedang konsentrasi menganalisis sampel artefak dan membuat laporan. Langkah kedua adalah pengamanan di lokasi untuk menghadapi penyelaman-penyelaman ilegal." Kami sudah kerja sama dengan Angkatan Laut (TNI AL) dan Polisi Air dan Udara (Polairud)," beber Priyatno.

Namun, eksplorasi terhadap situs arkeologi bawah laut tersebut sementara dihentikan karena tim arkeolog menunggu analisis terhadap sampel artefak yang telah berhasil diangkat dari bangkai kapal selam tersebut. Tim juga sedang membuat semacam laporan untuk ditindaklanjuti lembaga ataupun pihak terkait. Tentunya, termasuk Pemerintahan Jerman dan pemerintah daerah setempat dalam hal menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah tak ternilai itu. 

Sayangnya, saat ini belum banyak yang bisa dikuak, terutama mengenai misi terselubung apa yang sedang diemban kapal selam tersebut? Apa muatan penting U-Boat yang tenggelam akibat torpedo kapal Sekutu itu?

Menyoal keberadaan dan misi rahasia kapal selam Jerman di Indonesia, menurut sejarawan maritim Susanto Zuhdi, bukti-bukti yang ada masih harus dicari korelasinya."Kalau sepotong data, sulit untuk menjelaskan hal itu," urai guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia tersebut.

Walau ada kerja sama Kekuatan Poros antara Jerman-Jepang-Italia, sejarawan asal Universitas Indonesia ini mengatakan, Jerman justru sibuk menghadapi medan pertempuran yang luas dan hebat di Eropa. Jadi, imbuh Susanto, sungguh aneh bila Jerman mempunyai misi besar di kancah perang laut di Pasifik, kecuali ada dokumen otentik yang bisa menjelaskannya.

Dokumen otentik mengenai kerja sama bala tentara Jepang dengan pasukan Jerman di Indonesia memang belum banyak terungkap. Yang jelas, kuburan tentara Jerman ditemukan di beberapa lokasi di Indonesia. Satu di antaranya berada di kawasan Arca Domas, Cikopo, Bogor, persis di kaki Gunung Pangrango.

LinkWithin