Ditengah kondisi kebutuhan akan darah yang cukup tinggi, seorang ilmuwan akhirnya berhasil menciptakan darah buatan baru yang diproses lewat campuran garam mineral, air dan protein hemerythrin yang diambil dari cacing laut.
Adalah Rudi Silaghi-Dumitrescu yang berupaya untuk memenuhi kebutuhan darah bagi yang membutuhkan, sehingga ia mengambil ide untuk melakukan uji coba. Mahasiswa dari Babes-Bolyai University ini juga berharap agar darah ini dapat menjadi jalan pencegahan transfusi darah yang dapat menularkan berbagai penyakit.
Protein cacing laut yang digunakannya dinilai lebih tahan tekanan daripada hemoglobin atau protein darah pengikat oksigen untuk membantu transfer oksigen ke seluruh tubuh.
Proses uji coba ynag dilakukan terhadap mencit mengalami kesuksesan, sehingga terbuka kemungkinan untuk diujicoba kepada manusia. Ia mengatakan bahwa mencit yang telah diujicoba tersebut bahkan tidak merasakan efek samping.
Ilmuwan ini berharap agar darah buatan yang disebut "Made in Cuj" ini dapat menggantikan fungsi darah asli pada manusia. Sehingga berencana untuk mengujicobakannya kepada manusia dalam satu atau dua tahun ke depan.
Tak dapat dipungkiri kecanggihan teknologi memungkinkan manusia untuk dapat menciptakan sesuatu yang belum ada. Namun terlepas dari itu, manusia tetap memiliki keterbatasan yakni ketidakmampuan dalam menciptakan nafas kehidupan yang hanya dapat diperoleh dari sang pencipta.
sumber : http://www.jawaban.com